Selasa, 03 Februari 2009

kasih sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari
perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut
yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal
Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar.
Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar".

"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai
suamimu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sa ng isteri menceritakan
semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini,
lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah
kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.

"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir
bersamaan.

"Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan ," katanya sambil
menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, "sedangkan yang ini
bernama Kesuksesan , sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.

Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang .
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh

masuk kerumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun meras a heran. "Ohho...menyenangka n sekali. Baiklah,
kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini
penuh dengan Kekayaan."

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa
kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia
untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut
mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika
kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan
nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak
masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang
menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa
diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi
tamu kita malam ini."

Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..
ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa
ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.

"Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa
kamu ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang
si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di
luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun

Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang,
maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab,
ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang
bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan,
kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat
kami menjalani hidup ini."

Sabtu, 17 Januari 2009

KERJA BESAR, BUKAN OMONG BESAR

Sahabat Motivasi FLMPI,

Bagaimana kabar Anda hari ini ? Semoga tetap dalam SEMANGAT PAGI dan selalu mengisi hari-hari dengan kejernihan hati.

Seringkali orang mengatakan bahwa kesuksesan dapat diraih dengan memliki impian dan tujuan yang jelas dan terukur. Mereka yang mampu menggambarkan impian dan tujuan yang ingin diraihnya dengan jelas dan jernih, akan dapat meraih kesuksesan. Namun realitasnya banyak manusia di muka bumi ini yang sudah memliki impian dan tujuan yang jelas dan terukur namun tidak pernah berhasil mencapainya. Banyak orang yang mampu menggambarkan impian dan tujuannya sejernih kristal, setajam pisau belati, namun tidak berhasil meraih impiannya tersebut. Mengapa demikian ?

Salah satunya adalah karena sebagian besar orang hanya sebatas memliki impian dan tujuan semata. Banyak orang yang hanya memliki impian dan tujuan sebatas omongan, belum dalam realitas tindakannya. Itulah salah satu penyebab mengapa banyak orang yang tidak mampu merealisasikan impiannya.

Kita harus menyadari bahwa kesuksesan dan kemuliaan hanya dapat diraih melalui sebuah kerja besar, melalui usaha besar dengan cara yang cerdas, bukan dengan omong besar semata. Kita harus menyadari bahwa sesuatu yang besar hanya dapat diraih melalui kerja besar dan usaha yang besar. Maka bukan sekedar impian dan tujuan semata, diperlukan kemampuan kita untuk mendefinisikan sasaran atau target kesuksesan tersebut kedalam sebuah strategi perencanaan dan langkah-langkah dalam tindakan yang harus dilakukan.

Diperlukan penjabaran dalam strategi dan langkah-langkah yang harus dilakukan dengan jelas, sehingga dapat menjadikan setiap tindakan atau setiap kerja yang dilakukan selalu terarah sesuai dengan sasaran impian tersebut. Dengan demikian bukan sekedar omong besar, namun diperlukan kerja besar dengan strategi dan perencanaan yang terarah sesuai impian. Karena kalau hanya melakukan kerja besar namun tidak memliki strategi dan perencanaan yang jelas dan terarah sesua impian, maka akan menjadi sia-sia.

Mengubah sebuahimpian dan tujuan menjadi sebuah strategi dalam perencanaan tindakan nyata dalam kehidupan adalah hal yang sangat penting. Meski demikian itu saja belum cukup, masih diperlukan lagi sebuah keyakinan akan kemampuan dalam diri, komitmen tinggi untuk meraihnya, serta memliki ketahanan mental yang tinggi untuk menghadapi setiap tantangan dalam menjalankannya. Karena itu sangatlah penting melaklukan usaha besar dengan tindakan nyata yang terarah, dibekali dengan keyakinan yang kuat serta komitmen yang tinggi untuk mencapai sasaran yang dinginkan.

Orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan dan kemuliaan hidup sangat menyadari bahwa meraih sebuah impian kesuksesan sangat diperlukan kerja cerdas, kerja besar dan usaha besar dengan keyakinan hati yang kuat. Mereka yang berhasil tidak pernah melakukan kerja dengan setengah-setengah, tidak pernah melakukan usaha dengan setengah hati, tetapi memliki keyakinan hati yang kuat dalam menjalankan strategi yang sudah direncanakannya. Memliki komitmen tinggi dalam tindakan memperjuangkan tujuannya. Karena mereka yang berhasil meraih kesuksesan bukan mereka yang hanya pintar berbicara atau "omong besar", melainkan mereka yang memliki kesungguhan melakukan kerja besar untuk merealisasikan tujuannya.

Pada kenyataannya banyak orang kalau ditanya pasti menginginkan sebuah kesuksesan besar dalam hidup, tetapi realisasinya ndalam tindakan tidak sesuai dengan omongannya. Misalnya, mereka tidak mengalokasikan tenaga yang cukup, waktu yang memadai dan usaha yang besar untuk mewujudkan impian besarnya. Pada akhirnya mereka tidak akan pernah berhasil meraih tujuannya.

Pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita masing-masing ?

Sudah seberapa besarkah alokasi waktu dantenaga yang kita curahkan untuk meraih impian kesuksesan yang kita cita-citakan ?
Sudah berapa kuatkah keyakinan hati kita dapat memperjuangkan impian kesuksesan yang kita canangkan ?
Sudah berapa besarkah usaha yang kita lakukan dalam merealisasikan impian kita ? Apakah kita sudah fokus dan terarah dalam setiap tindakan mengacu pada sasaran impian yang kita tetapkan ?
Hanya diri kita masing-masing yang dapat menjawab pertanyaan ini.

Satu hal yang harus kita yakini adalah kesuksesan itu tidak terjadi secara kebetulan. Keberhasilan itu tidak diperoleh secara kebetulan. Semuanya itu diperlukan semangat yang membara, kekuatan hati yang penuh, komitmen yang tinggi dalam bekerja dan usaha yang besar dalam mewujudkannya. Dengan kata lain, melakukan usaha besar, bekerja dengan cerdas dan keras, berpikir kreatif dan inovatif, melakukan dengan keyakinan sepenuh hati adalah hal yang sangat bijaksana untuk dikerjakan dan belum ada gantinya.

Mereka yang pandai memanfaatkan waktu, memanfaatkan tenaga dengan cukup, menggunakan potensi kemampuan fisik, mental, spiritual yang dimlikinya secara terarah sesuai dengan sasaran impiannya, cenderung akan lebih berhasil dalam meraih sasaran kesuksesan yang ingin didapatkannya. SEMOGA BERMANFAAT.

JADILAH YANG PALING BAIK

Setiap orang pasti memiliki keinginan menjadi manusia terbaik. Namun sayangya sekarang ini banyak orang yang mengartikan salah makna menjadi orang paling baik dalam hidup ini. Apakah itu dalam hubungan antara dua orang manusia atau lebih, apakah itu dalam kaitannya dengan pekerjaan, bisnis, usaha, persahabatan sampai dengan dalam kehidupan bertetangga dan bernegara.

Banyak orang yang berusaha menjadi paling baik dibandingkan dengan orang lain dengan cara mengalahkan orang lain. Sebagian yang lain berusaha menjadi paling baik dengan merendahkan orang lain, bahkan ada yang dengan menyingkirkan orang lain. Banyak juga yang berusaha menjadi lebih baik dibanding orang lain dengan hanya diukur dari nilai penampilan luar atau nilai ukuran keberhasilan duniawi semata, seperti memiliki mobil yang lebih mewah, rumah lebih besar, pakaian dan asesories lebih mahal, dll. Ada juga orang yang berusaha menjadi paling baik dibandingkan orang lain dengan ukuran lebih tinggi dalam kedudukan atau pangkat dan jabatan, lebih tinggi dibanding lainnya dalam hal kehormatan, kesombongan, popularitas, keegoan pribadi, dll.

Kalau mencermati makna sesungguhnya dari rangkaian nasehat bijak dalam hadits tersebut diatas, sesungguhnya bukan hal seperti ini yang menjadi makna terdalam. " Jadilah yang paling baik dari dua orang manusia" yang dimaksudkan adalah lebih baik dibanding orang lain dalam hal akhlak dan mengutamakan kepentingan orang lain. Menjadi lebih baik dibanding orang lain dalam hal memberikan manfaat bagi orang lain. Lebih baik dalam menjaga kemuliaan akhlak, kerendahan hati, lebih baik dalam berbagi kebaikan, kejujuran, menolong orang lain, mengembangkan sikap empati, mengedepankan cinta kasih dan kesetiaan.

Aplikasinya dalam kehidupan, kalau kita sebagai pengusaha, l;ebih baik menjadi pengusaha paling baik dibandingkan orang lain dengan cara menjadi pengusaha sejati. Menjadi pengusaha yang berorientasi pada manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain, pengusaha yang menjalankan bisnis dengan mengedepankan kejujuran, mengutamakan kepentingan konsumen, memberikan pelayanan yang baik, dll.

Kalau kita saat ini masih bekerja sebagai karyawan, lebih baik berusaha menjadi karyawan paling baik dibandingkan dengan orang lain, dengan berusaha menjadi karyawan sejati. Selalu mengedepankan kewajiban dengan professional sebelum menuntu hak kita, mengembangkan diri dalam bidang yang ditekuninya, senang membantu orang lain, berusaha memberikan kualitas pelayanan terbaik, mengutamakan kepentingan orang lain, mengedepankan kejujuran, dll.

Kalau anda sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai pasangan, sebagai saudara, sebagai tetangga, berusahalah menjadi paling baik diantara yang lain dalam hal mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain. Berusahalah selalu menghargai orang lain, bersikap empati, memahami kepentingan orang lain dan menjadikan orang lain merasa penting dan dibutuhkan.

Marilah kita renungkan kembali, dalam berbagai bidang kegiatan kita, baik sebagai pengusaha, sebagai karyawan, sebagai keluarga, sebagai pemimpin, sebagai warga masyarakat, apakah sudah meneladani sikap menjadi yang paling baik dalam kemulian akhak dan mengutamakan kepentingan orang lain ?. Menjadi orang paling baik dalam kehidupan ini, bukan hanya diukur dari penampilan duniawi semata, tetapi diukur dari seberapa besar manfaat yang telah kita berikan dalam kehidupan. SEMOGA BERMANFAAT.

BERBUAT BAIKLAH TANPA BERPIKIR AKAN MENERIMA BALASAN

Mengapa kita sering berpikir untuk mendapatkan balasan atas kebaikan yang kita
perbuat. Bila memang demikian kita belum memahami dengan benar peran yang
mesti kita lakoni di dunia ini. Sudah semestinya kita tak usah sungkan lagi untuk
menyingkirkan benda apapun yang berserakan di jalan yang dapat mencederai
orang lain, singsingkan lengan membantu seorang tuna netra menyeberangi jalan,
atau membantu korban kecelakaan, atau bahkan memberikan tetesan darah untuk
menyelamatkan jiwa orang lain.
Tidak perlu lah berkecil hati untuk semua tindakan yang telah kita perbuat meski
ucapan terimakasihpun tak kita dapatkan. Bisa saja orang lain tak memahami
dengan baik perbuatan yang kita berikan atau mengganggapnya memang
sudah kewajiban kita, tak apa. Abaikan saja ucapan terima kasih yang ingin kita
harapkan yang dapat mengikis ketulusan dan keikhlasannya. Seperti air sungai
yang terus mengalir ke lautan itulah kebaikan yang mesti kita pertahankan.
Jadi, mengapa tidak kita bebaskan saja pikiran kita dari rasa berjasa terhadap
orang lain. Dan biarkan tangan kiri kita seakan tak tahu budi baik yang berikan
oleh tangan kanan kita

MEMPERBAIKI KUALITAS MANUSIA MELALUI SIKAP MENTAL

murid kencing berlari..”. Pepatah tersebut mencerminkan betapa perilaku seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap perilaku anak buahnya.

Pun demikian yang terjadi di setiap organisasi dan perusahaan. Baik dan buruknya sikap serta perilaku seorang atasan kerap menjadi inspirasi anak buahnya. Oleh karena itulah sikap mental positif sangat perlu dimiliki dan dikembangkan seorang atasan. Lebih dari itu, seorang atasan seharusnya dapat menularkan virus perilaku dan sikap mental positif kepada anak buahnya.

Menurut F.X. Oerip S. Poerwopoespito, praktisi dan pakar dalam pengembangan sikap mental, sikap mental merupakan kelemahan yang dimiliki sumber daya manusia bangsa kita. “Kekurangan bangsa kita bukan pada skil, bukan pada knowledge, tetapi pada sikap mental”, ujarnya saat ditemui HC dikediamannya bulan lalu.

Kualitas manusia pada dasarnya memang terkait dengan sikap mental yang dimilikinya. Mengenai kualitas manusia, Oerip memiliki formulasi khusus untuk mengukur sejauh mana kualitas yang dimiliki seseorang. Menurutnya, kualitas manusia = kualitas teknis x kualitas fisik x kualitas mental.

Jadi, kualitas manusia terdiri dari kualitas teknis, kualitas fisik dan kualitas mental. Yang dimaksud kualitas teknis adalah kualitas yang berkaitan dengan keahlian yang kita miliki. Semakin kita menguasai suatu bidang pekerjaan yang kita jalani, semakin tinggi kualitas teknis yang kita miliki.

Yang kedua adalah kualitas fisik. Kualitas fisik ini berkaitan dengan kesehatan kita. Semakin sehat seseorang semakin baik kualitas fisiknya. Sedangkan yang ketiga adalah kualitas mental. Kualitas mental inilah yang sebenarnya paling penting. Bila kualitas teknis dan kualitas fisik memiliki skala penilaian 1 sampai 100, maka kualitas mental ini memiliki penilaian -10 sampai 100.

Kenapa ada minusnya? “Karena bisa merugikan orang lain. Apa artinya? Kualitas manusia yang paling dominant bukan kualitas teknis, bukan keahlian kita, bukan fisik kita, tetapi sikap mental kita”, ujar Oerip panjang lebar.

“Misalnya seorang manajer keuangan ahli betul dalam bidang keuangan, nilainya 100. fisiknya sehat, nggak pernah sakit, nilainya 100. Tapi misalnya dia korupsi, nilainya jadi - 1. maka, kualitasnya sebagai manajer keuangan adalah -10.000. Kan membuat perusahaan bangkrut”, kata pria berjanggut lebat ini memberi contoh.

Oleh karena itu ia juga menghimbau bahwa untuk mengukur kualitas manusia seutuhnya tidak bisa hanya mengandalkan kualitas teknik seperti kompetensi dan skil maupun kualitas fisiknya saja. Karena aspek yang paling penting adalah kualitas mental seseorang yang terkait dengan bagaimana manusia bersikap, berperilaku tanpa merugikan orangorang dan lingkungan sekitarnya.

Lalu bagaimana cara kita mengembangkan sikap mental postiif? Nah, hal ini yang menurut Oerip seringkali menjadi problematika karena terkadang seorang pemimpin maupun pegawai tidak tahu bagaimana caranya. Namun menurut penggemar tanaman bonsai ini, caranya sangat mudah. “Cara memulainya adalah dengan membuat orang lain bahagia”.

Oerip berfilosofi bahwa pada dasarnya dunia terdiri dari tiga ruang yaitu ruang rumah tangga, ruang masyarakat dan ruang tempat kerja. Jadi kalau kita ingin bahagia di dunia, kita harus bahagia di rumah, di masyarakat dan di tempat kerja. “Di perusahaan juga begitu. Semua pribadi kalau ingin bahagia ya membuat bahagia orang lain, membuat bahagia pimpinan, membuat bahagia teman, membuat bahagia anak buah, konsumen, dan lain-lain. Kalau kita berusaha untuk membuat orang lain bahagia, maka selalu positif perilaku kita”.

“Kita latihan untuk berusaha membuat orang lain senang. Minimal tidak menyusahkan orang lain. Kenapa orang Jepang sikap mentalnya positif? Karena terlatih kan. Kalau dia jalan menginjak kaki, orang yang minta maaf siapa? yang diinjak kan. Karena dia menggangu jalan”, ujar Oerip mencontohkan.

Lalu apakah sikap mental bisa dirubah? Ketika pertanyaan tersebut diajukan kepada Oerip, dengan optimis ia mengatakan sangat mungkin. “Pada prinsipnya sikap mental manusia bisa dirubah. Pertama, membenahi pola pikir. Kedua dengan latihan”, tanggapnya.

Sikap Mental Pemimpin

Bila anda adalah seorang pimpinan di perusahaan dan memiliki anak buah, sikap mental positif merupakan sesuatu yang harus anda miliki. “Seorang pemimpin sangat penting untuk memiliki sikap seperti ini karena seorang pemimpin adalah teladan. Karena dia kan pembuat system. Kalau sikap mental seorang pemimpin adalah positif maka system yang dibuat juga positif”, Oerip beralasan.

Ada beberapa hal yang harus dimiliki pemimpin terkait dengan sikap mental positif. Pertama adalah jangan gampang menyalahkan orang lain. Misalkan sebuah pabrik hasil produksinya terkena reject. “Manajer yang berperilaku negative akan langsung memarahi bagian quality control karena dia kan yang meloloskan produksi. Manajer yang berperilaku positif tidak akan memarahi bagian-bagian tertentu. Dia akan panggil bagian quality control, produksi, row material, lalu membahas kenapa terjadi reject dan dicek semuanya satu per satu, benar nggak prosesnya”, lanjut Oerip. Dengan demikian tidak ada pihak yang sakit hati.

Kedua, pemimpin seharusnya tidak pilih kasih misalnya dalam hal promosi jabatan. “Akibatnya apa? Karyawan kan melihatnya obyektif. Kalau yang tidak berprestasi malah dipromosikan membuat sakit hati karyawan kan. Akibatnya suasana kerja tidak menyenangkan, perusahaan juga jalan di tempat, mandek”, ujarnya.

Ketiga, jarang sekali seorang pemimpin mengucapkan terima kasih manakala anak buahnya telah selesai menyelesaikan pekerjaan. “Dengan mengucapkan terima kasih membuat orang merasa senang toh. Merasa dihargai”.

LIMA KARAKTERISTIK YANG MEMBEDAKAN “MANAJER PEMIMPIN” DARI “MANAJERYANG MENGELOLAOPERASIONAL”

1. Manajer pemimpin adalah pemikir jangka panjang yang melihat jauh ke depan, dan dapat melampaui krisis-krisis, serta laporan periodik.
2. Minat manajer pemimpin tidak terbatas hanya kepada unitnya sendiri. Mereka ingin mengetahui
bagaimana semua bagian/bidang organisasinya mempengaruhi satu sama lain, dan kerjasama sa
sama lain, dan mereka terus menjangkau melampaui bidang pengaruh mereka yang spesifik.
3. Manajer pemimpin sangat menekankan pentingnya visi, nilai-nilai, dan motivasi.
4. Manajer pemimpin mempunyai keterampilan politik yang kuat untuk menangani tuntutan yang bertentangan dari berbagai bagian.
5. Manajer pemimpin tidak menerima status quo.
Manajemen adalah proses memastikan program serta tujuan-tujuan organisasinya untuk diimplementasikan. Kepemimpinan, di lain pihak, ada hubungannya dengan menyampaikan visi dan memotivasi orang. Kepemimpinan adalah pengaruh. Kepemimpinan sebagai pengaruh (yaitu, kemampuan mendapatkan pengikut). Kunci mengembangkan pengaruh kepemimpinan :
1. Setiap orang mempengaruhi seseorang.
2. Kita tidak pernah tahu siapa atau seberapa banyak yang kita pengaruhi
3. Investasi paling baik untuk masa depan adalah pengaruh yang semestinya hari ini.
4. Pengaruh adalah keahlian yang bisa dikembangkan
“Segitiga kekuasaan” untuk membantu para pemimpin maju. adalah komunikasi, pengakuan, dan pengaruh.
Lima Tingkat Kepemimpinan
1. Kedudukan (Hak).
Orang mengikuti kerena harus mengikuti
2. Izin (Hubungan).
Orang mengikuti mereka berkeinginan mengikuti
3. Produksi (Hasil).
Orang mengikuti karena apa yang telah Anda lakukan untuk organisasi
4. Pengembangan Manusia (Reproduksi).
Orang mengikuti karena apa diri Anda dan apa yang Anda lakukan bagi mereka
5. Kemampuan Menguasai Pribadi (Rasa Hormat)
Orang mengikuti karena siapa diri Anda dan apa yang Anda wakili
Tingkat Kepemimpinan Pertama : “ Kedudukan”
Seorang “memimpin” karena diangkat ke posisi tertentu. Ciri gaya Kepemimpinan cenderung memimpin berdasarkan posisi : mendorong sesama, mengandalkan kewenangan, bangkitkan ketakutan, sering mengatakan “saya”, memastikan siapa yang bersalah atas suatu masalah, perintah bukan mengajak.
Tingkat Kepemimpinan Kedua : Izin
“Kepemimpinan adalah membuat orang bekerja bagi Anda padahal mereka tidak diwajibkan”, kata Fred Smith. Kepemimpinan dimulai dari hati, bukan dari kepala. Kepemimpinan itu berkembang dari hubungan yang berarti, bukan dari lebih banyak aturan.
Kepemimpinan pada Tingkat “ Izin”, agar berhasil di perlukan tugas:
1. Kasihilah sesama secara tulus
2. Jadikanlah mereka-mereka yang bekerja dengan Anda itu lebih sukses
3. Belajarlah memandang lewat kacamata orang lain
4. Kasihilah orangnya ketimbang prosedurnya.
5. Upayakanlah sama-sama menang, kalau tidak, jangan dilakukan.
6. Libatkan orang lain dalam perjalanan Anda
7. Tanganilah orang-orang yang bermasalah dengan bijaksana
Tingkatan Kepemimpinan ketiga : Produksi
Agar meningkat dalam bidang produksi, ambillah langkah-langkah berikut : 1. Inisiatifkanlah dan terimalah tanggung jawab untuk pertumbuhan.

MENGAPA OPTIMISME DIPERLUKAN

Apakah Anda seorang yang optimis dalam menghadapi bulan-bulan ke depan di tahun baru 2008 ini? Tunggu dulu. Kita orang optimis atau pesimis tidak penting diutarakan secara verbal di hadapan orang lain. Kitalah orang yang paling tahu apakah kita seorang yang optimis atau pesimis. Tingkat ke-optimis-an dan ke-pesimis-an kita tidak bisa diukur dengan ucapan mulut. Mulut kita memang bisa saja mengatakan kita ini orang optimis. Meski begitu, jika yang kita praktekkan sehari-hari justru bertentangan dengan kaidahkaidah optimisme, maka kita bukanlah orang yang optimis.

Optimisme memiliki dua pengertian. Pertama, optimisme adalah doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus buat kita (punya harapan). Kedua, optimisme berarti kecenderungan batin untuk merencanakan aksi, peristiwa atau hasil yang lebih bagus. Kalau dipendekkan, optimis berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu kita GUNAKAN untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil yang lebih bagus.

Optimisme seperti itu dalam prakteknya sangat diperlukan. Ini antara lain dengan alasanalasan:

Pertama, energi positif (dorongan). Kalau bicara harapan sebatas harapan (baca: harapan mulut), tentunya kita sudah tahu kalau harapan itu tidak bisa mengubah apa-apa. Lalu untuk apa kita membutuhkan harapan (optimisme)? Ini untuk mengeluarkan energi positif. Untuk menciptakan langkah dan hasil yang lebih bagus dibutuhkan harapan yang lebih bagus agar energinya lebih bagus. Memiliki harapan yang lebih bagus akan memunculkan energi dorongan yang lebih bagus.

Sekarang, coba kita bayangkan apa yang akan kita rasakan seandainya kita sudah tidak memiliki harapan adanya kehidupan yang lebih bagus di masa datang? Kemungkinan yang paling dekat adalah kita tidak terdorong untuk melakukan sesuatu yang lebih bagus, terasa hambar, terasa biasa-biasa saja. Kehidupan yang lebih bagus memang tidak bisa diwujudkan dengan hanya harapan, namun untuk meraihnya dibutuhkan harapan yang bagus. Karena itu ada yang mengatakan, selama harapan itu masih ada berarti kehidupan kita masih ada. Collin Powell sendiri mengakui: "Optimism is a force multiplier.

Kedua, perlawanan. Tingkat perlawanan seseorang terhadap masalah atau hambatan yang dihadapinya juga terkait dengan tingkat keoptimisannya. Orang dengan optimisme yang kuat biasanya punya perlawanan yang kuat untuk menyelesaikan masalah atau hambatan. Sebaliknya, orang dengan optimisme rendah (pesimis), biasanya punya tingkat perlawanan yang lebih rendah, cenderung lebih mudah pasrah pada realitas atau keadaan ketimbang memperjuangkannya.

Secara agak lebih ekstrim sedikit, kita bisa membagi manusia dalam menghadapi masalah / hambatan itu menjadi tiga kelompok, seperti yang ditulis Less Brown dalam "Learn To Be Winner" (Top Achievement: 2000]. Ketiga kelompok itu adalah the winner (pemenang), the loser (pecundang) dan the potential winner (calon pemenang). Menurut Kevin Costner, yang disebut pemenang itu adalah orang yang jatuh, gagal dan kurang, tetapi pada akhirnya menang karena pendirian, keyakinan dan komitmen yang dipegangnya dengan teguh untuk mencapai impiannya."

Apa yang membuat seseorang menjadi pemenang dan pecundang? Tentu banyak faktor yang terlibat. Tapi kalau mau melihat kondisi faktor internal, tentu peranan harapan atau optimisme tidak bisa dielakkan. Kalau mau pakai pedoman pendapat Greg Phillip (The

ultimate potential: 2004), faktor internal yang terlibat itu adalah: a) harapan, b) keyakinan, c) kontrol-diri, dan d) sikap mental.

Ketiga, sistem pendukung. Harapan optimisme juga berfungsi sebagai sistem pendukung. Kalau kita menginginkan keberhasilan, lalu kita berpikir berhasil, punya kemauan untuk berhasil, punya sikap yang dibutuhkan untuk berhasil dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk keberhasilan itu, maka logikanya kita pasti berhasil. Soal kapannya itu urusan lain.

Yang menjadi masalah buat kita adalah kita menginginkan keberhasilan tetapi kita malasmalas (tidak punya kemauan), punya sikap yang tidak mendukung, berpikir negatif, harapannya pesimis, dan lebih sering tidak melakukan hal-hal yang kita butuhkan untuk berhasil. Ibarat mesin, jika yang aktif hanya satu sistem, sementara sistem yang lain mati atau bekerja untuk hal-hal yang tidak kita inginkan, maka operasi sistem itu kurang optimal.

Intinya, harapan di sini bukan tujuan, apalagi tempat bergantung. Kita tidak boleh menggantungkan harapan pada harapan itu, melainkan pada usaha. Harapan di sini adalah metode atau jalan agar kita bisa mengeluarkan energi positif, bisa mengatasi masalah secara positif sepositif harapan kita dan bisa memiliki mesin prestasi yang seluruh sistemnya bergerak secara positif.


Sebuah temuan mengungkap bahwa orang yang memiliki harapan optimis, umumnya memiliki kualitas di dalam diri yang antara lain:

1. Punya fokus langkah yang selektif, punya sasaran usaha yang jelas
2. Bisa menerima fakta hidup dengan kesadaran, tanpa banyak mengeluh atau
memprotes
3. Memiliki bentuk keyakinan yang membangkitkan
4. Punya perasaan diberkati rahmat Tuhan
5. Punya kemampuan untuk menikmati kehidupan
6. Punya kemampuan dalam menggunakan akal sehatnya dalam menghadapi tantangan
hidup
7. Punya kemampuan untuk menjalankan agenda perbaikan diri secara terus menerus
8. Punya penghayatan yang bagus terhadap praktek hidup yang dijalankan sehingga
bisa membedakan praktek yang salah dan praktek yang benar; praktek yang
tepat dan praktek yang menyimpang
9. Punya kepercayaan yang bagus terhadap kemampuannya
10. Punya perasaan yang bagus terhadap dirinya